Aku pernah berfikir tentang "Akar sebuah kehidupan"? Saat kecil setiap orang akan bermimpi tentang cita-cita terbesar mereka? Saat remaja kehidupan berhenti pada titik dimana kebersamaan yang utama, entah itu teman, sahabat atau kekasih dan saat menuju dewasa hidup lebih terfokus untuk mewujudkan banyak hal yang selama ini kita tulis sebagai impian.
Setelah kita bekerja, kita memiliki segalahya, kita berhak mencoret agenda mimpi kita? Kepunyaan kita, sama dengan kepunyaan orang lain, itu adalah sebuah "Realitas" puncak dari sebuah pencapaian. Tetapi apa yang membedakan kita dengan orang lain? Beberapa jam, aku kembali menelusuri pemikiran ku yang paling dalam "Inilah kebiasaan ku, untuk mencari jawaban dalam setiap pertanyaan yang diwakilkan oleh diriku sendiri".
Akhirnya kutemukan "Seseorang tidak akan pernah berubah menjadi sama, tidak akan mungkin berubah jadi lebih baik, perbedaanya adalah sebagian dari jumlah orang yang ada dimuka bumi ini akan lebih baik daripada kita, sulit meninggalkan keburukan kecil tanpa meninggalkan faktor pendukungnya". Haruskah aku kehilangan seluruh alasan kebahagiaan ku, jika itu adalah "bisa" dalam kehidupan ku yang dapat membunuh ku tanpa melukai ku?
Aku tahu "Kau akan merasa sulit" sama seperti diriku keputusan terbesar? Tidak gampang merubah sesuatu yang sudah melekat pada diri kita, kebiasaan kita? Bahkan kita akan kehilangan seluruh kesukaan kita, kadang kita harus memaksa untuk bisa, sampai akhirnya benar-benar bisa.
Faktanya "Aku cemburu melihat mereka lebih dekat dengan Tuhan ku". Padahal aku memiliki riwayat perjalanan hidup yang sama.
-YuyuZakia-
20 Juni 2017
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »